Ibadah pelepasan Jenazah tiga bersaudara meninggal dalam satu malam Dinubutu kampung distrik Komopa Paniai Papua,10/10/2016 Dok/KM |
Paniai, (KM)--- Ratusan masa yang peduli kemanusian yang tergabung dalam Solidaritas Masyarat Paniai (SMAP) menggelar aksi damai terkait pembunuhan puluhan anak-anak meninggal secara misterius di beberapa distrik kabupaten Paniai.
Kordinator aksi Anton Gobay, menyatakan selama dua bulan september dan oktober 2016 anak-anak mudah sekitar 23 orang meninggal dunia di distrik Komopa, distrik Fajar Timur dan distrik Bogobaida, kabupaten Paniai, senin (24/10/2016).
Kata Anton, puluhan kasus kemanusian belum tuntas di Panai termasuk empat bersaudara tiga minggal dalam satu malam dan satu masih berobat, menurut keterangan yang masih hidup.
Dia di semprot oleh orang yang bertopeng diketahui mata saja yang kelihatan, saya lihat langsung tutup kain, tiga lainnya tidak melihat akhirnya meninggal, menurut keterangan saksi korban,“beber Anton.
Dia di semprot oleh orang yang bertopeng diketahui mata saja yang kelihatan, saya lihat langsung tutup kain, tiga lainnya tidak melihat akhirnya meninggal, menurut keterangan saksi korban,“beber Anton.
Anton juga minta Negara dalam hal bupati Paniai Ketua DPRD Paniai segera usut tuntas sebelum anak-anak paniai lain meninggal dunia.
“Paniai gudang masalah, semua masalah kemanusian sampai hari ini belum tuntas, seperti kasus Paniai berdarah yang menewaskan 4 pelajar dan 22 orang lain menderita luka-luka akibat penembakan brutal oleh tim gabungan Tni-Polri pada 8 desember 2014 lalu.
Anton dalam orasinya" Sampai kapanka? Negara Indonesia melalui Kabupaten paniai akan menyelesaikan Pelanggaran-pelanggaran ham berat di daerah ini, justru anak-anak pelajar yang mati misterus. DPRD, Bupati, dan intelektual lupa hal itu, kapan akan selesaian.
Penanggung jawab Aksi damai Habel Nawipa, juga meminta DPRD dan Bupati, Kapolres, Dandim, segerah Tuntaskas Kasus Paniai ini. Jangan biarkan menjamur, semua elemen melihat hal ini dengan serius demi kemanusian.
Aksi damai kami jalan kaki mulai dari lapangan Karel gobai Enaro longmach menuju Kantor DPRD Kabupaten Paniai, Thema aksi “Selamatkan yang tersisa menuntut keadialan secara hukum Internasional,"Ungkap Habel.
lanjut Habel, sampai hari ini semua pejabat daerah Legislatif, Eksekutif belum ada di Kabupaten Paniai, tuntutan aksi buntuh. Sehingga semua atribut prangkat aksi kami simpan di kantor DPRD Paniai.
"Kami juga minta pejabat jangan tinggalkan Paniai segerah hadir mengambil langkah-langkah serius, untuk melihat persoalan daerah ini dengan serius,"tegasnya.
"Kami juga minta pejabat jangan tinggalkan Paniai segerah hadir mengambil langkah-langkah serius, untuk melihat persoalan daerah ini dengan serius,"tegasnya.
Seharusnya pemerintah dalam Hal DPRD dan Bupati mengikasi serius persoalan kemanusian yang terjadi di paniai dari tahun ke tahun belum ada satu kasus pun belum selesaikan dengan baik,”ucap Habel.
Pewarta: Andy Ogobay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar